Dari dulu, aku tak pernah mampu menunjukkan cintaku padanya.
Pada dia yang menyayangiku lebih lebih lebih dan lebih dari yang aku dan semua orang bayangkan.
Dia yang menitikkan airmata untuk pertamakalinya dihadapanku ketika menjelang detik-detik keberangkatanku ke kota Kembang. Dia yang selalu menitipkan setitik nasihat melalui perantara ibu di saluran telepon. Dia yang aku tak pernah berani untuk menelponnya sekali saja. Dia yang membuatku menangis setiap mendengar suaranya di saluran telepon. Dia..
Dia bapakku..
Andai saja aku punya nyali untuk mengatakan ini.
AKU RINDU BAPAK :(